Lima Puluh Kota, Balaiwartawan.com – Suasana semakin panas menyelimuti kunjungan Bupati H. Safni dan Kepala Dinas Pertanian Witra ke India. Kebungkaman dari pihak eksekutif – termasuk Bupati, Wakil Bupati Ahlul Badrito Resha, Sekda Herman Azmar, Kadis Pertanian Witra, dan Kabid Vivi – serta legislator Kabupaten Lima Puluh Kota menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan. Mantan Kepala Ombudsman Sumatera Barat (Sumbar), Yefri Heriani, menyatakan keprihatinan mendalam atas sikap bungkam yang diduga menutupi fakta, padahal kunjungan tersebut menggunakan dana rakyat.
“Saya miris mendengar bagaimana kedua belah pihak, eksekutif dan legislatif, memilih bungkam soal kunjungan ini. Walaupun hanya kunjungan, para pimpinan harus transparan karena menggunakan uang rakyat. Masyarakat berhak mengetahui implementasi dan dampak nyata dari perjalanan ini,” tegas Yefri Heriani, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan, jika hasil dari kunjungan sulit direalisasikan, seyogianya dilakukan kajian ulang bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis. “Jangan biarkan uang rakyat terbuang sia-sia. Tujuan utamanya adalah memberikan manfaat nyata kepada masyarakat,” ujarnya tegas.
Kebisuan eksekutif pun diperparah oleh ketidakterbukaan saat media terus mengonfirmasi Bupati, Wakil Bupati, Sekda, dan Dinas Pertanian. Secara mengejutkan, DPRD yang bertugas mengawasi pun enggan berkomentar saat diminta tanggapan.
“Ada apa sebenarnya? Kenapa seolah ada sesuatu yang disembunyikan?” tanya Yefri retoris. Ia menegaskan bahwa meski keberangkatan diinstruksikan oleh Kementerian Pertanian, hasil dan manfaat kunjungan harus jelas dan dapat diterapkan demi kesejahteraan masyarakat. “Jangan biarkan kunjungan ini dimanfaatkan oleh kelompok yang mengatasnamakan petani gambir Lima Puluh Kota demi kepentingan sempit,” pungkasnya.
Dari daftar delegasi yang beredar, nama-nama sebagai berikut ikut serta:
– H. Rahmat Saleh, S.Farm (Anggota Komisi IV DPR-RI)
– Elvyrisma T. Nainggolan, STP, MP (Staf Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian)
– Dr. Eng. Muhammad Makky, S.TP, M.Si (Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Universitas Andalas)
– Safni (Bupati Lima Puluh Kota)
– Roni Setiawan (Tenaga Ahli Bupati)
– Witra Porsepwandi (Kadis Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan)
– Vivi Febria Eka Putri, SP (Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian)
– Idrus Syah (Ajudan Bupati)
– Eriyanto, Rais, Ghino Riccartno (Pelaku Usaha Gambir)
Keanehan muncul saat Eriyanto Dt Majo Kayo, seorang pelaku usaha Gambir dari Kecamatan Pangkalan yang tercantum dalam daftar, menyatakan kepada media bahwa Gubernur menyuruhnya mendampingi Bupati Safni untuk pergi ke India, tetapi ia sendiri memilih tidak ikut ke India.
Kini, seluruh perhatian masyarakat dan berbagai kalangan mengarah pada Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dan DPRD. Para petani gambir, yang menjadi alasan utama perjalanan ini, menuntut transparansi penuh terkait rincian anggaran, hasil yang diperoleh, dan rencana tindak lanjut. Tanpa transparansi, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan akan terus terkikis, dan pertanyaan tajam “ada apa sebenarnya?” akan terus bergema.
(Agus Suprianto)






