Payakumbuh, Balaiwartawan.com– Proses seleksi Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Sago (PDAM) Kota Payakumbuh kembali menjadi sorotan publik. Tiga nama kandidat yang berhasil lolos tahap Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) dari sembilan peserta administrasi kini melangkah ke babak akhir, yakni wawancara dengan Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta.
Ketiganya adalah Alfitra, SE, MM (Padang), Chairul Mufti, SP (Payakumbuh), dan Dr. Prety Diawati, S.Sos, MM (Bandung).
Dari jumlah awal pendaftar seleksi : 15 orang, Lulus seleksi administrasi: 9 orang, sedangkan Lolos UKK: 3 orang. Tahap berikutnya: Wawancara dengan Wali Kota.
*Politisasi PDAM?
Dari tiga nama yang lolos, perhatian publik tertuju pada Dr. Prety Diawati. Ia disebut-sebut merupakan istri kedua dari ketua salah satu partai pengusung Wali Kota Payakumbuh.
Ketua Umum DPP LSM Generasi Indonesia Bersih (GIB), Teddy Sutendi, SH, MH, menilai proses seleksi ini patut dipertanyakan???
“Apakah ini benar-benar fair? Atau hanya akal-akalan untuk menempatkan orang yang sudah disiapkan sejak awal?” kata Teddy.
Kecurigaan ini semakin menguat bila menengok sejarah setahun sebelumnya. Ketika PDAM Tirta Sago dipimpin oleh figur yang disebut sebagai “jagoan” dari PKS—partai pengusung wali kota sebelumnya—maka kini, di era kepemimpinan Zulmaeta, muncul figur yang dikaitkan dengan Demokrat, partai pengusungnya.
*Kekhawatiran: PDAM Jadi ATM Politik?
Jika pola ini berlanjut, publik khawatir PDAM tidak lagi dikelola sebagai perusahaan daerah yang sehat, melainkan sekadar menjadi ATM politik bagi partai dan pejabat tertentu. Arah kebijakan perusahaan bisa terseret kepentingan elite, sementara nasib masyarakat sebagai pelanggan air bersih terpinggirkan.
“Ini yang kami khawatirkan. BUMD seperti PDAM semestinya dikelola profesional, bukan jadi bancakan,” lanjut Teddy.
Profesor Ganefri, mantan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) yang juga merupakan salah satu tim penilai seleksi Direktur Utama PDAM Tirta Sago, memberikan pernyataan tegas terkait proses seleksi yang sedang berlangsung. Beliau mengatakan, “Tidak ada bisikan maupun titipan dari siapapun. Hasil seleksi yang diumumkan itu murni dari hasil nilai yang diperoleh dari masing-masing calon.”
Pernyataan ini menegaskan komitmen tim seleksi dalam menjaga integritas dan transparansi proses seleksi. Dengan demikian, masyarakat dapat yakin bahwa hasil seleksi benar-benar berdasarkan kemampuan dan kualifikasi masing-masing calon, bukan karena faktor lain yang tidak relevan. Profesor Ganefri dan tim seleksi berupaya memastikan bahwa proses seleksi Direktur Utama PDAM Tirta Sago berjalan dengan profesional dan sesuai dengan standar yang berlaku. (Agus Suprianto)