Akademisi: Generasi Muda Bengkulu Kehilangan Jejak Sejarah, Partisipasi Budaya Turun 20%

Bengkulu, Balaiwartawan.com— Akademisi sekaligus peneliti budaya, Hardiansyah, M.Hum, M.Pd, Gr, menegaskan bahwa penurunan minat generasi muda terhadap budaya lokal dan literasi sejarah harus menjadi sinyal bahaya. Hal itu ia sampaikan dalam seminar nasional bertema Literasi Sejarah Indonesia, Jumat (14/11/2025).


Hardiansyah mengungkap bahwa partisipasi generasi muda Bengkulu dalam kegiatan budaya tradisional menurun hingga 20% dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan data Dinas Kebudayaan Bengkulu.
“Padahal, sejarah Bengkulu adalah bagian penting sejarah nasional. Tetapi tanpa upaya revitalisasi, warisan budaya kita akan terkikis oleh modernisasi,” ujar Hardiansyah.


Ia juga mengungkap bahwa hasil survei di beberapa SMA menunjukkan 60% pelajar Bengkulu tidak mengetahui bahwa pengasingan Bung Karno di Bengkulu turut melahirkan pemikiran kebangsaan dan menjadi bagian penting sejarah kemerdekaan.

Lebih memprihatinkan, maraknya informasi digital yang tidak akurat semakin membingungkan generasi muda. Berbagai hoaks sejarah yang beredar lima tahun terakhir memperburuk situasi.

“Sejarah adalah cermin identitas. Jika generasi muda tidak memahami akar sejarahnya, mereka lebih mudah terpengaruh ekstremisme dan polarisasi,” jelasnya.

Ia mendorong penggunaan pendekatan kreatif dalam pembelajaran sejarah, seperti video dokumenter, tur virtual, podcast, animasi pendek, hingga konten media sosial. Beberapa komunitas lokal sudah memulai langkah ini dan menunjukkan peningkatan minat hingga dua kali lipat.


Hardiansyah juga menyoroti keterbatasan digitalisasi arsip. Banyak arsip sejarah Bengkulu yang belum terdigitalisasi sehingga sulit diakses oleh publik. Ia mendorong kolaborasi antara sekolah, museum, komunitas sejarah, dan pemerintah daerah.
“Tanpa akses arsip asli, masyarakat tidak bisa melakukan verifikasi sejarah secara mandiri,” katanya.

Webinar yang dihadiri ratusan peserta tersebut diharapkan menjadi momentum memperkuat ekosistem literasi sejarah berbasis digital dan memastikan generasi muda Bengkulu tetap terhubung dengan identitas daerahnya.(BW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed