Permintaan Perubahan Jorong Buluh Kasok Menjadi Nagari Penyangga IKK Oleh Anggota DPRD PDI Perjuangan

Limapuluh Kota, Balaiwartawan.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Limapuluh Kota dari Partai PDI Perjuangan, Siska, mengusulkan agar Jorong Buluh Kasok dijadikan nagari mandiri sebagai penyangga Ibu Kota Kabupaten (IKK). Pernyataan tersebut disampaikan pada Rabu, 10 September 2025, dengan alasan demi meningkatkan pelayanan publik yang lebih optimal.

“Saya menilai Jorong Buluh Kasok sudah seharusnya menjadi nagari sendiri agar pelayanan publik berjalan dengan baik. Wali Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari (Bamus) Sarilamak mesti menanggapi hal ini dengan serius,” ujar Siska.

Nagari Sarilamak, sebagai pusat pemerintahan IKK Kabupaten Limapuluh Kota, saat ini membawahi lima jorong, yaitu Purwajaya, Sarilamak, Ketinggian, Air Putih, dan Buluh Kasok. Letak geografis Buluh Kasok yang terpisah jauh dan berada di perbukitan Bukit Barisan berbatasan langsung dengan Kampar Kiri, Provinsi Riau, menyebabkan kesulitan dalam pemerataan pembangunan dan pelayanan.

Menurut Siska, jarak tempuh warga Buluh Kasok ke kantor wali nagari di Sarilamak mencapai belasan kilometer, bahkan ada yang menempuh lebih dari 20 km, sehingga menyulitkan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik. Hal ini sangat kontras dengan jorong lainnya yang berada berdekatan di jalur lintas Sumbar-Riau dan mudah dijangkau.

Pendapat senada disampaikan oleh A.E Dt. Pangulu Rajo, yang menyoroti kondisi jalan yang sempit, berlereng bukit, serta masih banyak jalan tanah tanpa pengerasan. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan dan memperparah ketimpangan pembangunan di nagari Sarilamak sebagai pusat ibu kota kabupaten.

Selain itu, ketersediaan infrastruktur penting seperti sinyal telekomunikasi juga sangat minim di Buluh Kasok, sementara penduduknya jumlahnya mencapai lebih dari 1.100 jiwa dengan lebih dari 500 kepala keluarga (Dt. Pangulu Rajo, 2025). Kondisi ini berdampak pada kesulitan akses pendidikan, misalnya anak-anak dari Parantian Rajo harus menempuh jalan tanah sepanjang 6 km yang penuh debu saat kemarau dan berlumpur saat musim hujan.

Seorang ninik mamak dari Buluh Kasok yang memilih anonim mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya fasilitas yang diterima oleh masyarakat di pusat ibu kota kabupaten tersebut, mempertanyakan apakah kondisi ini pantas bagi sebuah ibu kota kabupaten.

Luas wilayah Jorong Buluh Kasok bahkan diperkirakan setara dengan gabungan luas empat jorong lainnya di Nagari Sarilamak. Oleh karena itu, aspirasi untuk mendirikan nagari mandiri di Buluh Kasok dinilai pantas agar masyarakatnya dapat lebih mandiri dan memperoleh pelayanan yang layak, sekaligus mendukung pemerataan pembangunan di IKK Kabupaten Limapuluh Kota.

Harnopen, tokoh masyarakat Buluh Kasok, berharap agar pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati H. Safni Sikumbang dan Wakil Bupati Ahlul Badrito SH serta para anggota DPRD dapat memenuhi harapan tersebut demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami menggantungkan harapan besar kepada Bupati, Wakil Bupati, dan seluruh wakil rakyat di DPRD Limapuluh Kota agar dalam periode kepemimpinan era sekarang, cita-cita kami untuk menjadikan Buluh Kasok nagari mandiri dapat terwujud, sehingga visi-misi daerah juga berjalan dengan baik,” tutup Harnopen.(TimBW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Bukan hanya buluh kasok buk, tapi seluruh jorong di luak limo puluah, supaya dana desa dapat di terima secara maksimal , sebab jorong² kita dahulunya sebelum 1999 adalah sebuah desa. Nggak kasihan ibuk dewan bila sebuah nagari yang memiliki desa 3 buah (sekarang 3 jorong) dapat dana desa cuma 1,2, seharusnya 3 dana desa…

News Feed